Tuesday, December 27, 2011

Memburu Harta Karun 8 Ton Emas Suku Maya

Joachim Rittsteig
Hampir seabad para penyuka petualangan pencari harta karun berlomba-lomba memecahkan misteri harta karun yang ditinggalkan satu peradaban yang pernah mengukir sejarah keemasan dengan kemajuan ilmu pengetahuan mereka yaitu Suku Maya.

Harta karun emas yang berasal dari peradaban Maya di Amerika Selatan dipercaya tersimpan di sebuah danau wilayah Guatemala. Baru-baru ini, arkeolog asal Jerman mengklaim bahwa dirinya berhasil memecahkan kode dalam buku kuno berisi informasi penyimpanan harta karun yang dilengkapi dengan peta.

Adalah seorang arkeolog tersebut adalah Joachim Rittsteig, guru besar emeritus Dresden University. Rittsteig yang terlibat ekspedisi ke Danau Izabal Guatemala mengatakan bahwa halaman-halaman dalam buku tersebut berisi informasi spesifik tentang harta karun yang dimaksud.


Rittsteig mengatakan, "Halaman 52 berbicara tentang Atlan, ibu kota Maya, yang hancur oleh gempa bumi pada tanggal 30 Oktober 666 SM. Di kota ini, suku Maya menyimpan 2.156 emas batangan yang diklaim suku Maya sebagai miliknya."

Rittsteig yang telah mempelajari teks dalam buku itu selama 40 tahun mengatakan, "Dresden Codex menunjukkan adanya harta karun besar berupa emas murni seberat 8 ton." Koran Jerman Bild yang mensponsori ekspedisi ini akan mengirim reporter, fotografer, kamerawan, dan penyelam profesional ke Danau Izabal untuk menemukan emas itu.  

Menjadi catatan, Joachim bukanlah seorang pengkhayal yang terlalu banyak menonton film petualangan. Ia adalah seorang profesor Emeritus di universitas Dresden yang telah mempelajari kebudayaan suku Maya selama 40 tahun. Ia juga ahli bahasa suku Maya dan salah satu objek penelitiannya adalah Dresden Codex yang berisi catatan-catatan mengenai kebudayaan suku Maya.

Joachim percaya kalau pada Codex itu tersembunyi harta karun berupa emas murni seberat 8 ton. Bukan itu saja, Joachim mengklaim mengetahui lokasi persembunyian harta tersebut, yaitu di dasar danau Izabal.

No comments:

Post a Comment