Tuesday, December 27, 2011

Harta Karun Sungai Jingga – Namibia

Salah satu barang yang ditemukan

Ini baru misteri namun sudah menjadi nyata, setelah adanya penemuan mencengangkan pada April 2008, yakni penemuan kapal karam di pesisir pantai Sperrgebiet—sebuah daerah sewa-pakai tambang berlian De Beers yang luar biasa kaya dan dikenal amat terlarang bagi umum di dekat muara Sungai Jingga di pesisir Namibia sebelah selatan.

Geolog perusahaan yang bekerja di daerah pertambangan U-60 secara tak sengaja menemukan sesuatu yang semula ia kira adalah sebongkah batu berbentuk setengah bulatan yang mulus. Karena penasaran, dia memungutnya dan langsung menyadari bahwa benda itu adalah inggot tembaga. Tanda berbentuk trisula di permukaannya yang sudah lapuk ternyata adalah tanda resmi Anton Fugger, salah seorang taipan terkaya era Renaisance di Eropa. Inggot tembaga itu adalah inggot yang ditukar dengan rempah-rempah di kawasan Hindia pada separuh pertama abad ke-16.


Para arkeolog kemudian secara mencengangkan menemukan 22 ton inggot tembaga di bawah pasir, bersama dengan meriam dan pedang, gading dan astrolab, musket (jenis senapan kuno) dan rompi dari jalinan mata rantai—seluruhnya ada ribuan artefak. Juga emas, tentu saja, dalam jumlah berlimpah: lebih dari 2.000 koin indah yang berat—sebagian besar berupa excelente Spanyol berukir gambar Ferdinand dan Isabella. Terdapat pula sedikit koin Venesia, Moor, Prancis, dan koin lainnya selain koin Portugal yang sangat elok dengan lambang kebesaran Raja João III.

Ini adalah kapal karam tertua yang pernah ditemukan di pantai Afrika sub-Sahara, juga yang paling berharga. Nilainya dalam dolar tak terkira. Namun, yang mengobarkan gairah para arkeolog dunia bukanlah harta karunnya, melainkan kapal karam itu sendiri: Sebuah East Indiaman Portugal dari tahun 1530an, tahun yang merupakan jantung masa penemuan, dengan muatan harta dan barang dagang yang masih utuh, terkubur tak terjamah dan tak terduga di dalam hamparan pasir ini selama hampir 500 tahun.

Para pemburu harta karun tidak akan pernah merepotkan di sini, di salah satu tambang berlian yang paling ketat penjagaannya di dunia, di pantai yang namanya pun—Sperrgebiet—berarti “zona terlarang” dalam bahasa Jerman. Jangankan menjarah, para petinggi De Beers dan petinggi pemerintahan Namibia yang menangani lahan sewa-pakai sebagai usaha patungan bernama Namdeb menangguhkan kegiatan operasional mereka di seputar lokasi kapal karam itu. Mereka memanggil tim arkeolog, dan selama beberapa pekan yang sangat menggairahkan mereka bukan menambang berlian, namun menyingkap sejarah.

Photo : http://nationalgeographic.co.id

No comments:

Post a Comment